Redaksi9.com - Budidaya tanaman hias sangat digandrungi masyarakat, selain dari tanaman buah-buahan dan sayuran. Namun, tanaman palsu/sintetis dengan berbagi kreasi mulai ramai karena lebih mudah perawatannya. Apakah ini ancaman bagi para petani tanaman hias?
Penjual bunga hias dari Kabupaten Karangasem, I Gusti Ketut Cakra mengungkapkan, tanaman hias memang belum memiliki tingkat kebutuhan ataupun tingkat permintaan yang lebih tinggi dibandingkan tanaman sintetis tetapi karena hobi dengan tanaman hias konsistennya menjadi hal pertama mempertahankan budidaya ini.
Ia menambahkan, tanaman hias asli merupakan wujud manusianya dimana hobi itu akan menjadi cinta lingkungan dari keasrian dan naturalisme serta memberikan peluang menambah perekonomian, sedangkan tanaman sintetis tidak menunjukkan natural dengan seiring jalannya waktu akan menjadi tumpukan limbah.
“Cinta tanaman hias akan menjadi awal mula karena membawa keindahan dan kesejukan pada mata yang melihat sementara untuk perekonomian sangat berpeluang besar mendapat pundi-pundi contohnya bisa membeli kendaraan motor dan membiayai kebutuhan sehari-hari,” tambah Gusti
Sementara, sepasang suami istri petani penjual tanaman hias yang berasal dari Malang, Ariesa Jumi dan Sioto menjelaskan tanaman hias yang memiliki nilai tersendiri terkait konteks keindahan dan kegunaan berpotensi dijadikan suatu komoditas industri baik dari tanaman alami atau tanaman sintetis .
Sioto menyebutkan tanaman sintetis umumnya digunakan untuk dekorasi saja dan sangat monoton tidak berubah-ubah sedangkan tanaman hias alami lebih menghayati alam dan memberikan perasan damai pada lingkungan.
“Tanaman sintetis memang tidak perlu perawatan yang khusus hanya diletakkan sesuai keinginan berbeda dengan tanaman hias alami perlu memiliki perawatan yang tidak sulit hanya diletakkan pada tempat terbuka diberi pupuk. Ini cuma perlu kekonsistenan saja memang lebih baik jika setiap rumah memiliki tanaman alami sebab memberikan udara yang berkualitas saat dihirup,” katanya.
Ia menuturkan, tanaman hias ini mudah dibuat apalagi musim di Indonesia lebih dominan segar.
“Musim sendiri tidak terlalu mempengaruhi pertumbuhan tanaman tetapi hanya mempengaruhi perkawinan tanaman seperti lambat dalam berbunga, serta untuk harga dimulai dari Rp3.000 sampai Rp15 jt ” tambahnya
Sementara petani penjual tanaman buah dalam pot, Kadek Suarcani mengungkapkan tanaman pangan banyak dimintai oleh masyarakat terutama untuk keperluan garden landscaping, perhotelan, upacara seremonial, pesta, hari besar, dan lain-lain lebih bermanfaat dari pada tanaman sintetis.
Ia menambahkan, tanaman sintetis hanya menyenangkan mata bukan asrat saat ingin mencoba rasa buah, itu akan menjadi limbah dikemudian hari sangat merusak lingkungan.
“Tanaman sintetis mudah terbakar itu sangat merugikan sedangkan pohon asli dikemudian hari akan berguna dari buah hingga batang yang dapat dijual dengan harga fantastis, perawatan pohon juga mudah,” tambah ketut. (tri)