Redaksi9.com – ITB STIKOM Bali menggelar acara pelepasan mahasiswa inbound dan penyambutan mahasiswa outbound ITB STIKOM Bali, Kamis (2/2) di Aula Kampus STIKOM Bali Denpasar.
Dalam sambutannya, Personal in Charge Program Pertukaran Mahasiswa Merdeka (PMM) ITB STIKOM Bali, Dr. Evi Triandini, M.Eng., mengatakan, ada empat orang mahasiswa outbound ITB STIKOM Bali menuju kampus di Surabaya, Bandung, dan Jogyakarta.
“Kami harapkan, mereka dapat mempelajari hal baru saat belajar di kampus di luar Bali. Selain belajar, mereka juga dapat mengenal lingkungan di sana,” kata Dr. Evi.
Kerja sama ITB STIKOM Bali dengan 40 media, tonton di sini: https://www.youtube.com/watch?v=OTcOeo6gKmI
Sementara, untuk mahasiswa inbound ada sebanyak 53 orang yang berasal dari 33 kampus di Indonesia. “Harapan kami, saat mereka kembali ke daerahnya masing-masing dapat menceritakan keseruan di STIKOM Bali, termasuk pesona pulau Bali,” imbuh Evi.
Ia juga menyampaikan harapannya, agar mahaiswa yang telah kembali ke daerahnya, tetap menjali silaturahmi kepada ITB STIKOM Bali.
Sementara, WAkil Rektor I Bidang Akademik dan Kemahasiswaan ITB STIKOM Bali, Ida Bagus Suradarma, SE., M.Si., mengaku surprise saat memasuki ruang aula karena dia melihat, tidak seperti di STIKOM Bali, namun seperti Indonesia, karena semua mahaiswa memakai busana sesuai daerah mereka masing-masing.
“Saya surprise melihat kalian, dan sangat bangga karena kalian bisa datang ke STIKOM Bali, belajar di sini dan mengenal keindahan Pulau Bali,” kata Suradarma, yang disambut tepuk tangan gemuruh para mahasiswa.
Suradarma menilai, gebrakan kampus merdeka dari Menteri Pendidikan Nadiem Makarim, adalah satu hal yang bagus. Rencana besarnya membawa generasi muda Indonesia menjadi generasi yang siap berwirausaha.
“Saat ini, jumlah wirausaha di Indonesia berkisar di bawah 2 persen, sangat sedikit dibandingkan negeri lain. Padahal, sebagai satu ukuran negeri berkembang, jumlah wirsausahanya sekitar 10 persen. Begitu juga, saat wisuda STIKOM Bali, sedikit sekali yang tertarik berwirausaha,” katanya.
Sementara, Ketua Yayasan Widya Dharma Shanti, Ida Bagus Dharmadiaksa, M.Si.,Ak.CA., yang menaungi ITB STIKOM Bali mengungkapkan, keberuntungan menjadi mahasiswa di era kekinian karena bisa menikmati program pertukaran mahasiswa kampus merdeka.
“Waktu saya dulu jadi mahasiswa belum ada program bagus seperti ini, hanya monoton. Bahkan sejak SD, murid tak boleh pindah duduk di kelas, apalagi mau pertukaran. Syukur kalian sekarang ada program kampus merdeka. Kalian bisa juga belajar budaya di Bali,” katanya.
Ia menilai, saat ini, mahasiswa harus memiliki banyak skill, karena nantinya akan diperlukan saat bekerja.
“Saat kita bekerja, kita tidak hanya memerlukan satu skill, sangat diperlukan menguasai multi skill sehingga akan bermanfaat jika dibutuhkan. Misalnya saat kerja di hotel terkena PHK, bisa nantinya berjualan,” ujarnya memberi contoh.
Sementara, salah seorang Dosen Modul Nusantara, Pande mengatakan, para mahasiswa yang inbound ke STIKOM Bali telah memperlajari seni budaya Bali, sepertimengunjungi tempat bersejarah, belajar menari Bali, kerawitan, menonton barong, berkunjung ke puri dan tempat ibadah yang ada di Bali, dan belajar mengenal konsep Tri Hita Karana.
Salah seorang mahasiswa inbound, Rifqi Agianto, dari STEMBI Bandung yang juga Kepala Suku PMM menuturkan, sangat berkesan mengikuti kuliah di ITB STIKOM Bali.
“Di sini saya belajar mata kuliah yang tidak saya temukan di kampus yakni Costumer Relationshop Manajemen, mata kuliah tentang hubungan perusahaan dan pelanggan. Kebetulan saya minat di bidang bisnis, ini sangat menarik bagi saya,” kata Rifqi.
Selain soal kampus, ia juga menuturkan, sangat senang bisa berada di Bali selama 4 bulan. Selain belajar, dia juga mempelajari budaya Bali dan mengenal keindahan Bali.
“Saya bersyukur bisa mengikuti program ini. Selain memiliki banyak teman baru, juga bisa mengenal kebiasaan baru di sini, dan budaya Bali,” imbuhnya. (ira)
Atraksi budaya mahasiswa inbound ITB STIKOM Bali, tonton di sini: https://vt.tiktok.com/ZS8y1pUnk/