Ketua Dewan Pers: Media harus Bangkitkan Optimisme Masyarakat Hadapi Covid-19

Ketua Dewan Pers, Mohammad Nuh

Redaksi9.com -  Ketua Dewan Pers Mohammad Nuh mengatakan, sama-sama sudah terketahui bahwa urusan Covid-19 ini lintas sektor. Karena lintas dimensi, sehingga ketika ada case, maka penyelesaiannya mono dimensi maka tak akan bisa terselesaikan. Tools alat menyelesaikan harus sesuai dengan persoalan yang kita hadapi. Hal itu ia sampaikan, dalam pembekalan peserta Fellowship Jurnalis Perubahan Perilaku (FJPP) dalam meliput PPKM Darurat, Kamis (8/7). 

“Pemerintah terbatas sumber dayanya, kawan jurnalis terbatas sumber dayanya, masyarakat terbatas juga sumber dayanya. Padahal persoalannya kompleks. Persoalan itu derajatnya kompleks, tools-nya sederhana maka tak akan sampai,” ujarnya. 

Menurut Mohammad Nuh harus menggabungkan resources atau seluruh sumber daya itu untuk melawan Covid-19. Ia menyebutkan respons publik pada awal Covid-19 dan saat ini sudah sangat berbeda. Awal dulu, dukungan dari masyarakat sangat banyak, namun sekarang relatif sepi. Faktornya kelelahan atau approach yang berbeda.

“Para jurnalis harus bangkitkan partisipasi publik, catatan saya ada tiga yang harus teman-teman jurnalis lakukan,” ungkap Mohammad Nuh.

Pertama,  sudah ada pengingat terkait protokol kesehatan. Hal ini jangan sampai berhenti, genjot terus.

Kedua bangkitkan empati publik, naikkan derajat dari simpati ke empati. Berikan dukungan secara psikologis.

Ketiga, sama-sama kita ketahui, dampak dari ini luar biasa. "Saya coba hitung, per 2 Juli 2021, atau tiga empat hari lalu. Berapa yatim baru akibat dari Covid-19 ini, ada gelombang ada anak Yatim baru,” jelas Mohammad Nuh.

Mohammad Nuh memakai pendekatan simple, ada 49 ribu yatim baru di Indonesia. Sehingga wartawan harus kerahkan secara all out, dari hulu dan hilir, semuanya harus tertangani dengan baik. Contoh ada saudara kita gaji Rp 4 juta – Rp 5 juta, tak sempat nabung operasional habis untuk rumah tangga. Ketika sang ayah kena Covid-19 kemudian meninggal dunia, maka rumah tangganya akan colaps.

“Ini yang harus juga kita tangani, dari hulu dan hilir. Ini andil teman-teman media untuk membangkitkan optimisme. Bangkitkan optimistis kita, jangan sampai pesimis,” pesannya.


Ia menegaskan, jangan sampai kita terjebak dalam kelelahan. Jika terjebak dalam ini, maka nakes, rumah sakit, masyarakat akan lelah. Harus ada terobosan baru, jangan terjebak lelah fisik, psikis, dan sosial. Karena nanti munculnya adalah give up atau menyerah.

“Jangan sampai lelah dan menyerah, ayo kita bangkitkan optimisme, jangan ada saling menyalahkan. Nanti energinya habis untuk saling menyalahkan. Bangun unity atau kebersamaan, yang berat akan bisa terpecahkan dengan baik,” kata Mohammad Nuh. (ira)

 

 

 

 

 

TAGS :

Komentar