Lahirkan Jiwa Pemimpin, ITB STIKOM Bali Bedah Buku Panca Investasi Politisi dan KAMI

Bedah buku,  ‘Panca Investasi Politisi dan ‘KAMI:  Pemimpin Masa Kini’ yang diadakan di Auditorium Kampus ITB STIKOM Bali, Senin (7/6).

Redaksi9.com - Menjadi pemimpin, tidak semata-mata hanya mencapai posisi tertinggi dalam sebuah karier. Pemimpin dalam bidang apapun, adalah pendobrak yang mampu memulai berbagai perubahan dari zero to hero, dari nothing to something. Hal itu diungkapkan, Gede Putu Dharma Suyasa saat bedah buku,  ‘Panca Investasi Politisi’ dan ‘KAMI:  Pemimpin Masa Kini’ yang diadakan di Auditorium Kampus ITB STIKOM Bali, Senin (7/6).


‘Panca Investasi Politisi’ menjadi buku terbaru yang diluncurkan oleh Prof. Dr. I Nengah Dasi Astawa, M.Si. Sedangkan buku ‘KAMI:  Pemimpin Masa Kini”,  ditulis oleh tiga penulis yakni, Prof. Dr. I Nengah Dasi Astawa, M.Si., Dr. Dadang Hermawan dan Made Satria Pramanda Putra.


Menurut Gede Putu Dharma Suyasa, buku Panca Investasi Politisi dikemas dengan bahasa ringan sehingga pembaca mudah dimengerti apa yang ingin disampaikan.  Ia mengatakan, buku-buku tersebut ibarat perahu yang akan mengantarkan pada suatu tujuan. Di dalam perahu itu penumpang akan mengalami banyak hal yang membuatnya belajar dan belajar oleh pengalaman.


Sementara,  buku ‘KAMI: Pemimpin Masa Kini’ memberikan makna tersirat buku tersebut abadi sepanjang jaman. “Di masa yang akan datang, ‘KAMI: Pemimpin Masa Kini’ tetap relevan dengan segala perubahannya. Masa depan tetap akan menjadi masa sekarang. Kedua buku ini sarat dengan hidden message, pesan-pesan tersembunyi,” kata Suyasa. 


Menurut Prof Dasi Astawa,  buku ‘Panca Investasi Politisi’ sendiri, dikonsep untuk jadi bekal generasi masa depan yang akan berkiprah di dunia politik dan menjadi pemimpin. “Supaya (generasi sekarang dan masa depan) ada pandangan-pandangan tentang bagaimana jadi pemimpin,” kata Dasi Astawa. Ia mengatakan, kedua buku tersebut berbicara tentang bagaimana seseorang memiliki jiwa pemimpin dan apa yang harus dikerjakan sebagai seorang pemimpin.

Prof Dasi mnambahkan, buku ini hadir untuk mengedukasi generasi muda Bali dan mungkin di kancah perpolitikan Indonesia karena jika kita memasuki dunia apapun harus memiliki bekal jika tidak dan hanya berbekal tangan kosong maka kita akan menjadi pecundang.  Menurutnya,  jangan sering memberi contoh tapi rajinlah menjadi contoh.  Sekecil apapun jika menjadi politisi tangan kosong tanpa berbekal apapun maka selamanya tidak berguna dalam menekuni profesi tersebut. Ibarat berjalan di kegelapan sehingga perlu sinar dan pencerahan 


Sementara, Pembina Yayasan Widya Dharma Santi yang membawahi Kampus ITB STIKOM Bali Prof. Dr. I Made Bandem MA., memberikan apresiasi atas bertambahnya literasi publik dari hadirnya kedua buku tersebut. ‘KAMI: Pemimpin Masa Kini’ yang penyusunannya hanya butuh 3 hari, dinilai tidak mengurangi substansi maupun kedalaman buku tersebut.


“Penerbitan ‘KAMI: Pemimpin Masa Kini’ sebagai bukti wujud teknologi. Akan sangat mudah menemukan literasi, referensi dari dunia maya. Sehingga, sangat mudah diselesaikan dengan waktu sangat cepat. Tapi yang penting disini adalah pemikirnya,” kata Made Bandem. Istilah KAMI adalah akronim dari Kepemimpinan, Akuntabilitas, Manajerial, dan Inspirasi. Dari akronim itu, kata Made Bandem, menjadi jendela untuk melihat kedalaman buku yang diterbitkan tokoh akademisi di Bali itu.


Acara bedah buku mendatangkan tiga narasumber yakni, I Gede Putu Dharma Suyasa, S.Kp., M.Eng., Ph.D., Prof. Dr. I Nyoman Darma Putra, M.Litt., dan Agus Made Yoga Iswara, BBA., BBM., MM., CHA. (ira)

TAGS :

Komentar