Ubah Sampah Jadi Pelet di TPS Sadu Sumerta Kaja

Ny, Sagung Antari saat mengunjungi TPS Sadu di Desa Sumerta Kaja

Redaksi9.com - Desa Sumerta Kaja telah mengelola sampah  berbasis sumber lewat TPS Sadu.

Perbekel Desa Sumerta Kaja, I Gusti Ngurah Mayun mengatakan, sampah yang diolah di TPS Sadu adalah sampah rumah tangga yang dihasilkan masyarakat Desa Sumerta Kaja.

"Masyarakat secara sadar bersedia membawa sampahnya  ke TPS Sadu. Sampah yang dibawa ada yang sudah dipilah ada yang belum. Bagi yang belum,  kami mengedukasi masyarakat agar mau memilah sampah yang dihasilkan bahkan ia juga mengajar masyarakat dalam cara pemilihannya," katanya.

Ia menuturkan,  pengelolaan sampah berbasis sumber yang dilakukan di Desa Sumerta Kaja menggunakan metode Saiber  Marutha 5  R yakni , Reduce, Reuse, Recycle, Recovery dan Regenerative.

 "Dalam pengelolaan sampah  dilakukan berbagai tahapan hingga bisa menghasilkan pelet," kata Ngurah Mayun.

Ia mengatakan, awalnya, sampah masuk ke TPS Sadu  lalu  sampah dipilah,  masukan ke box bambu.   Sampah diratakan sebelum disiram dengan bioaktivator.

Langkahnya, campur bioaktivator dengan air murni 1 liter berbanding 25 liter untuk satu box bambu,  satu box bambu kapasitas sampah lebih 500 kg.  Penyiraman dengan bioaktivator merata, hari kedua sudah nampak sampah menyusut.

Selanjutnya sampah akan kering dan menyusut 50 persen setelah didiamkan selama 5 sampai 7 hari. Sebelum sampah masuk ke mesin cacah harus steril dari benda- benda keras seperti kawat besi paku dan lain sebagainya.

Hasil sampah yang telah dicacah menggunakan mesin cacah marutha dilanjutkan  masuk mesin press pelet menjadi butiran bahan bakar. 

Ia mengatakan, mesin cacah sampah adalah buatan koperasi produsen Marutha Bersih Bali . "Sehingga  dalam pengelolaan sampah berbasis sumber ini kami  bekerjasama dengan Marutha," jelasnya

Pendamping Pengelolaan Sampah Marutha Anak Agung Dwipa Admaja mengatakan, sampah yang dikelola per hari di TPS Sadu  sebanyak 2 ton.

Dari Jumlah sampah tersebut  jumlah box yang diperlukan untuk mengolah sampah sebanyak 42 box dan satu set mesin cacah dan kedua mesin pelet.

Untuk pelet yang dihasilkan di Desa Sumerta Kaja pihak Marutha langsung membelinya. Selanjutnya pelet tersebut dijual lagi ke PT. Indonesia Power.

Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan  Desa Kota Denpasar IB Alit Wiradana menambahkan,  kader PKK sangat berperan  mengatasi pengelolaan sampah berbasis sumber.

Untuk itu kader PKK wajib  mengetahui cara pengolahan sampah berbasis sumber. Dengan belajar secara langsung mereka bisa mengetahui dan bahkan mengatasi masalah sampah yang ada di lingkungannya masing-masing.

"Setelah melihat secara langsung cara pengelolaan sampah diharapkan TP PKK bisa mengatasi masalah sampah dari sumbernya  salah satunya bisa dengan melakukan pemilihan," ungkapnya.

Sementara, Ketua Tim Penggerak PKK Kota Denpasar Ny. Sagung Antari Jaya Negara menilai, pengelolaan sampah di TPA Sadu Desa Sumerta Kaja sangat bagus karena pengelolaan sampahnya. Bahkan sampah yang diolah   bisa  menghasilkan pellet atau butiran bahan bakar untuk pembangkit listrik.

"Untuk itulah kami mengajak kader  Tim Penggerak PKK Desa/Lurah maupun Kecamatan untuk belajar cara pengelolaan sampah berbasis  sumber seperti yang dilakukan di Desa Sumerta Kaja," ungkap Sagung Antari Jaya Negara.

Sagung Antari mengharapkan kader PKK  bisa mengetahui peran apa yang bisa diambil para ibu-ibu PKK terkait pengelolaan sampah di lingkungannya masing-masing.(kis)

TAGS :

Komentar