Redaksi9.com – Seiring terjadinya pergerakan penduduk sebelum dan selama libur Idul Firti 1442 H, pemerintah kembali menerapkan sejumlah kebijakan mencegah peningkatan kasus selepas libur lebaran.
Menurut Menteri Perhubungan, Ir. Budi Karya Sumadi, beberapa kebijakan telah disusun pemerintah dalam mengatasi lonjakan kasus pasca mudik lebaran. “Kami sudah melakukan survei dari pra lebaran untuk mengambil kebijakan agar terjadi penurunan kasus Covid-19. Dari hasil survey kita melihat, kecenderungan masyarakat jika dibiarkan, akan tetap mudik mencapai 33 persen. Jika akan dilarang mudik mencapai 11 persen. Saat pelarangan mudik dilakukan mencapai 7 persen. Setelah melakukan aksi dari Polri/TNI dll, turun lagi sehingga angka mudik mencapai 1,5 juta,” jelasnya, dalam talkshow BNPB, “Antispasi Mobilitas Masyarakat dan Pencegahan Lonjakan Kasus Covid-19 Pasca Libur Lebaran”, Sabtu (15/5).
Budi Karya mengatakan, Kementerian Perhubungan sudah memantau apa di terjadi di darat, laut, dan udara. Ia menilai, apa yang sudah dilakukan cukup efektif. “Dari setor udara, laut, darat, penumpang sudah turun sampai 10 persen. Komulasi dari pergerakan ini mencapai 55 persen, jika dihitung dari hari H, pra dan peniadaan mudik,” ujar Budi Karya.
Kementerian Perubungan berinisatif melakukan tes tertentu, random tes dan mandatori tes di 21 titik di dua tempat antara Pulau Jawa dan Sumatera dan antara Pulau Bali dan Jawa. Menkes subsidi antigen di dua tempat tersebut.
Hal senada juga disampaikan, Menteri Koordiantor Bidang perekonomian, Dr. Ir Airlangga Hartarto. Pemerintah melakukan beberapa langkah, melakukan tes PCR dan antigen menuju titik Jakarta dari Sumatera, di 21 lokasi. Ia mengatakan, dari data yang direncanakan akan mudik sebanyak 17 juta, namun setelah operasi ketupat dan penyekatan sekitar 1,5 juta memaksa mudik.
“Kebijakan memperketat PPKM mikro diharapkan dapat membantu, dengan melakukan tes bagi yang positif diisolasi di daerah masing-masing. Kemudian, saat kembali ke Jakarta jika hasil positif sudah disiapkan tempat isolasi, seperti di Pelabuhan Bakahoni Sumatera, dan beberapa titik di Jakarta,” kata Menko Airlangga.
Ia menilai, penyekatan dilakukan terbukti efektif dibandingkan tahun lalu, dengan langkah madatori tes dilakukan mulai 15 Mei random tes di 21 titik Jakarta. ‘Ini bisa memonitor gerakan dan mobilitas masyarakat untuk mencegah lonjakan kasus Covid-19,” imbuhnya. Ia juga menyebutkan, secara keseluruhan total kesembuhan pasien Covid-19 di Indonesia lebih baik dari beberapa negara, sampai bulan Mei sekitar 29 persen.
Ia mengatakan, jika dikaitkan dengan dengan perekonomian Indonesia di kuartal pertama mencapai minus 0.74 persen ini termasuk tren positif, artinya perekonomian tumbuh. “Kita berharap, perekonomian Indonesia di kuartal II akan masuk jalur positif diperkirakan bertumbuh 7 persen. Bisa dilihat dari PMA sudah mencapai 4,56 persen, indek keyakinan konsumen sudah mendekati normal di angka 90 menuju 100 persen,” ujarnya.
Ia juga menyebutkan, dari perekonomian impor dan ekspor sudah kembali, belanja pemerintah tumbuh positif. Beberapa sektor informasi komunikasi, jasa kesehatan, pertanian, properti maupun industri sudah ke arah positif terjadi kenaikan tinggi. Secara parcial ekonomi Indonesia sudah perbaikan, Sumatera sudah -0,86 mendekati titik nol, di Jawa -0,83, Sulawesi sudah positif 1,2 persen,Maluku dan Papua positif 8,97 persen didorong kegiatan harga komunditas kelapa sawit kopra, nikel, dan batubara.
Sementara, menurut Ketua Satgas Covid-19, yang juga Kepala BNPB, Doni Monardo, sesuai perintah Presiden Jokowi, agar ia memastikan semua instrument pemerintah dan daerah bekerja terintegrasi melalui kolaborasi.
“Kami menyaksikan di Pelabuhan Bakahoni, Lampung, instansi dari pusat dan daerah telah melakukan kolaborasi didikung TNI/Polri. Pejabat Kapolda diberi kewenangan sebagai ketua gugus khusus menghadapi arus balik pasca mudik. Semua berada di satu komando. Dengan adanya sitem terintegrasi, maka semua kendala di lapangan akan bisa dipecahkan lebih mudah,” kata Doni.
Ia menyebutkan, sebanyak 440.014 orang telah melakukan perjalanan dari Pelabuhan Merak ke Bakahoni. Angka ini diprediksi akan kembali tidak terlalu lama. Langkah kesiapan sudah dilakukan untuk meningkatkan upaya termasuk petugas swab, mengoptimalkan kapal feri 96 unit, 7 dermaga, logistik baik di ruas tol dan Pelabuhan bakahoni bisa optimal, termasuk pembagian waktu petugas 3 shift.
Ia juga memastikan tempat isolasi. Pemerintah Lampung telah menyiapkan rusun. Manakala pelaku perjalanan merupakan kelompok rentan telah disiapkan di rumah sakit Lampung. Ia melihat, seluruh rumahsakit telah menyiapkan diri manakala terjadi peningkatan.
“Sumatera mengalami tren kenaikan satu bulan ini, sementara Jawa melandai. Namun, harus tetap berupaya, agar pascalebaran kondisi Jawa tetap melandai,” katanya. (ira)