Redaksi9.com - Koordinator Staf Khusus Presiden RI, AAGN Ari Dwipayana mendorong agar perguruan tinggi Hindu di Indonesia memiliki kontribusi besar dalam pembangunan SDM. Dibutuhkan visi dan lompatan luar biasa ke depan dalam membangun lembaga pendidikan.
Untuk itu, pihaknya siap mengawal pembangunan SDM melalui lembaga pendidikan Hindu.
"Penting kehadiran 'pemikiran besar', yaitu pemikiran visioner yang melompat melampaui jamannya. Pemikiran besar tersebut akan mampu menggerakkan banyak orang untuk mengikuti apa yang dipikirkan. Jika ingin maju, maka kehadiran "pemikiran besar" dan juga jalan perubahan untuk mewujudkannya sangat dibutuhkan ketika ingin mencapai kemajuan, termasuk dalam pengembangan pendidikan tinggi Hindu," kata Ari Dwipayana di sela menjadi narasumber kunci dalam talk show yang diselenggarakan Sekolah Tinggi Agama Hindu Mpu Kuturan Singaraja, Jumat (11/9).
Dalam talk show yang bertema "Peran Perguruan Tinggi Keagamaan Hindu dalam Mewujudkan SDM Unggul Menuju Indonesia Maju" yang diselenggarakan serentak secara "off line" dan online ini (melalui platform Zoom), dihadiri lebih dari 500 peserta.
Ari Dwipayana melanjutkan, sebagai putra Bali yang diberikan mandat untuk mendampingi kinerja Presiden, ia memiliki tanggung jawab moril yang besar untuk ikut terlibat dalam pengembangan SDM Hindu khususnya di Pulau Bali.
"Harus kita akui, data menunjukkan kemiskinan dan literasi masih menghantui umat Hindu di Bali. Jalan keluarnya adalah pendidikan. Kami siap memfasilitasi dan memberikan akses untuk perguruan tinggi khususnya Mpu Kuturan, " katanya.
Dalam talk show yang dipantik Ida Bagus Wika Krishna, S.Ag., M.Si., selalu Wakil Ketua III Bidang Kemahasiswaan STAHN Mpu Kuturan, disampaikan berbagai pemikiran inspiratif untuk mendorong peningkatan kualitas SDM Hindu, sehingga dapat meningkatkan peran dan kontribusi bagi kemajuan umat dan kemajuan Indonesia.
Talk show diawali paparan Ketua STAHN Mpu Kuturan Dr. I Gede Suwindia, S.Ag., M.A. Dalam presentasinya, Suwindia menyampaikan pentingnya kesadaran lembaga pendidikan, khususnya pendidikan tinggi Hindu untuk menyadari dan berani keluar dari zona nyaman.
Menyadari kondisi tersebut, STAHN yang dipimpinnya menjadikan pandemik Covid-19, sebagai batu loncatan untuk mempercepat segala aktivitas kampus yang berbasis teknologi informasi.
"Adaptasi sangat penting dan menjadi kunci bagi terciptanya SDM unggul. Selain itu juga dibutuhkan kolaborasi, saling mendukung satu sama lain agar bisa menjadi kekuatan yang luar biasa. Saat ini siapa yang cepat akan mengalahkan yang lambat, " kata Suwindia yang merupakan jebolan UGM tersebut.
Sementara itu Ari memberikan banyak contoh keberhasilan berbagai bangsa dan peradaban di dunia dalam mendorong perubahan yang dimulai dari revolusi kebudayaan dan perubahan etika yang terkait dengan perubahan mentalitas dan karakter. Konsep tersebutlah yang disebut Presiden Joko Widodo sebagai Revolusi Mental.
Perubahan mentalitas dan karakter ini seringkali tidak disadari urgensinya oleh lembaga pendidikan.
Lembaga pendidikan seringkali berhenti pada tujuan untuk mencetak orang-orang yang bisa bekerja saja atau mengisi slot-slot kebutuhan tenaga kerja sesuai kebutuhan pasar, hingga melupakan tujuan besar untuk menghasilkan orang-orang yang punya mentalitas, karakter dan jiwa merdeka.
Ari juga menekankan pentingnya pemikiran-pemikiran kritis, atau daya kritis untuk mempertanyakan pengetahuan yang akan sangat bermanfaat bagi pengembangan pengetahuan itu sendiri. Selanjutnya juga dibutuhkan inovasi, kreativitas untuk menghadapi kompleksitas dan persaingan yang jauh lebih berat di masa yang akan datang.
Dan terakhir Ari Dwipayana menekankan soal nilai kolaborasi. Karena dalam mencapai kemajuan sangat dipentingkan kolaborasi bukan semata-mata kompetisi.
Selain talkshow pada acara tersebut, Ari Dwipayana selaku Ketua Yayasan Puri Kauhan Ubud juga menandatangani kesepakatan kerjasama (MoU) dengan STAHN Mpu Kuturan.
Kerja sama ini terkait dengan upaya kedua belah pihak untuk melakukan pelestarian dan pengembangan lontar milik Puri Kauhan Ubud, serta menggali kembali nilai dan ajaran penting yang tertulis dalam lontar dan dimanfaatkan sebagai referensi atau solusi persoalan hari ini.
Langkah-langkah untuk mengedukasi masyarakat agar lebih peduli dan mau merawat lontar yang merupakan harta karun tak ternilai juga menjadi bagian dari kerja sama ini. (yas)