Redaksi9.com - Kementerian Perhubungan meluncurkan layanan transportasi massal melalui skema buy the service (BTS) di Provinsi Bali.Senin (7/9) di Pasar Badung.
Dirjen Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan, Budi Setiyadi mengatakan ada empat koridor yang dioperasikan dengan 105 unit bus. Ia mengatakan, Denpasar merupakan Kota Ketiga dalam peluncuran transportasi massal ini.
“Menjalankan tranportasi masal adalah kewajiban pemerintah. Kota itu dikatakan maju, ketika transportasi massal menjadi andalan penduduknya,” ujar Budi.
Budi menyebutkan, bercermin dari Solo, dua bulan diresmikan, sudah ada 500 ribu penumpang. Artinya, minat masyarakat cukup bagus menyambut transportasi massal ini.
"Pemerintah Provinsi Bali, harus menerapkan kebijakan pembatasan kendaraan pribadi untuk mendorong masyarakat tertarik menggunakan transportasi massal ini," katanya.
Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Bali IGW Samsi Gunarta mengatakan angkutan massal Trans Metro Dewata ini terintegrasi Denpasar, Gianyar, Tabanan, dan Badung. Baru koridor dua yang telah dijalankan yakni dari GOR Ngurah Rai hingga Bandara Ngurah Rai. Tiga koridor lainnya yakni Terminal Persiapan-Central Parkir Kuta Badung, Pantai Matahari Terbit-Dalung dan Terminal Ubung-Ubud “Untuk sementara tarifnya masih gratis sampai Bulan Desember,” ujarnya.
Pemerintah provinsi Bali telah berhasil melakukan pembinaan dengan baik sehingga mampu memenangkan kompetisi secara nasional. Operasi 4 koridor Trans Metro Dewata dimenangkan oleh PT. Satria Trans Jaya yang merupakan perusahaan otobus lokal yaitu PT. Merpati Bali Prima, PT. Gunung Arta, PT. Restu Mulia Mandiri, dan PT. Dewata Tourist Transport.
“Angkutan massal ini juga telah mengoperasionalkan teknologi informasi aplikasi "Teman Bus" (Trasnportasi Ekonomis, Mudah, Aman, dan Nyaman) dengan aplikasi ini masyarakat bisa mengakses lokasi keberadaan bus terdekat, mengatur prioritas lampu lalulintas, dan transaksi non-tunai yang terkoneksi langsung dengan layanan trans,” ujarnya.
Sementara, menurut Gubernur Bali, Wayan Koster, saat ini perlu digencarkan sosialisasi untuk transportasi massal ini. Ia menilai, semangat masyarakat Bali untuk menggunakan transprtasi umum sangat kecil. “Mereka lebih suka naik motor, Seperti contohnya, Trans Sarbagita. Peminatnya kurang. Kalau di Jakarta, kita mengejar bus. Tapi di sini, bus yang mengejar orang,” ujar Gubernur Koster.
Manurutnya, desainnya harus dibuat menarik karena sebagain besar yang meminati transportasi massal ini anak muda yakni siswa dan mahasiwa.
“Pemprov Bali akan teus mendorong agar masyarakat mencintai transportasi publik selain karena aman, nyaman, juga efisien.
Sementara, anggota DPRD Provinsi Bali, Dra Utami Dwi Suryadi mengatakan, masyarakat Bali tentu menyambut baik dengan adanya transportasi massal ini. Namun, dengan kondisi jalan yang sempit tentu pemerintah perlu juga memikirkan infratrktur menunjangnya, seperti jalur khusus dan shelter. (ira)
(ira)