Pameran Seni Rupa “Reflection” Santrian Art Gallery 9 Mei - 27 Juli 2025

Suasana pembukaan pameran Seni Rupa “Reflection” di Sanur (Foto:kris)

Redaksi9.com - Sebanyak sembilan seniman perupa memamerkan karya seninya di Santrian Art Gallery Sanur yang berlangsung pada 9 Mei hingga 27 Juli 2025. 

Kurator Dedi Yuniarto pada pameran tersebut menyebutkan persiapan materi pameran dengan tema besar “reflection” (refleksi) ini sejak akhir tahun 2021. 

"Adapun, refleksi yang kami maksudkan mencakup dua hal utama; pertama, refleksi dalam hubungan manusia dengan dirinya sendiri atau intrapersonal. Dipahami sebagai kehidupan yang dibimbing melalui olah refleksi menyadari sepenuhnya dan fokus akan di mana dan bagaimana diri kita saat ini (hic et nunc atau here and now). Menjalani hidup sepenuhnya, atau disebut mindfulness, yang dipraktikkan dengan cara hadir dan menyadari apa yang dilakukan. Maka terwujudlah pameran berjudul “Hic et Nunc / Here and Now” pada tanggal 4 Oktober - 4 November 2023 di Bottega & Artisan, Alam Sutera-Tangerang," katanya..

Lebih lanjut Dedi mengatakan materi yang disajikan di Santrian Art Gallery ini merupakan ide refleksi yang kedua, yakni dalam hubungan manusia dengan alam dan lingkungannya. 

Pameran ini kami beri tajuk “Reflection”. Tidak ada satu kata yang secara spesifik dapat menjelaskan makna dalam konteks ini. "Maka kami merangkai tiga kata, yakni: “cerminan”, “lantunan” (dialektika), dan “pemikiran”, yang ketiganya saling melengkapi. Manusia adalah cerminan dari eksistensi alam itu sendiri, sebab dari 118 elemen di bumi, sebanyak 21 elemen diantaranya terkandung di dalam tubuh manusia," ujarnya.

Ia mengatakan alam tidak semata material sebab di dalamnya terkandung aspek-aspek spiritual. Selama tubuh material manusia berinteraksi dengan tanah, air, udara, dan matahari, selama itu pula jiwa manusia mengalir meresapi alam semesta. Hilangnya nilai-nilai spiritual dan ilahiah pada diri manusia, berarti hilang pula hakikat alam semesta. Hilang pula makna filosofis dan religius dari diri manusia dalam menjaga keseimbangan dialektis (lantunan) antara dirinya, Tuhan, dan alam semesta. Maka selanjutnya muncul berbagai pemikiran (diskursus) dalam rangka manusia menghayati keberadaannya di tengah-tengah alam semesta itu.

Adapun sembilan seniman yang terlibat dalam pameran dengan 34 karya lukisan dua dimensi dan dua karya tiga demen, yaitu  A. Priyanto (Omplon), Hono Sun, Agung ‘Pekik’ Hanafi Purboaji,  Riki Antoni, Dedy Sufriadi, Robi Fathoni, Deskhairi, Yudi Sulistyo dan Hayatuddin.

 

TAGS :

Komentar