Redaksi9.com - Kelangkaan elpiji 3 kilogram di Indonesia, termasuk di Bali, semakin meresahkan masyarakat. Warga di berbagai daerah mengeluh kesulitan mendapatkan tabung gas yang sering menjadi andalan untuk kebutuhan sehari-hari. Tak hanya berdampak pada ekonomi rumah tangga, kelangkaan ini juga mengganggu operasional usaha kecil dan menengah, yang sangat bergantung pada elpiji subsidi tersebut.
Fenomena ini sudah terjadi sejak beberapa minggu terakhir, dengan antrean panjang di pangkalan-pangkalan gas dan harga yang terus melambung tinggi. Sejumlah warga Bali, yang selama ini sudah terbiasa dengan harga elpiji yang relatif stabil, kini harus merogoh kocek lebih dalam untuk mendapatkan gas subsidi tersebut. Tidak jarang, para pedagang dan ibu rumah tangga harus rela antri berjam-jam atau mencari pangkalan gas yang masih memiliki pasokan.
Pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) berusaha mengatasi masalah ini dengan mengeluarkan aturan baru yang memperbanyak jumlah pangkalan elpiji di seluruh Indonesia. Aturan ini diharapkan dapat mendistribusikan gas subsidi lebih merata dan mengurangi kelangkaan yang terjadi di beberapa wilayah. Menteri ESDM, menyatakan bahwa distribusi elpiji 3 kilogram akan terus diawasi dan dioptimalkan untuk mencegah adanya penimbunan dan spekulasi harga di pasar.
"Upaya pemerintah ini dilakukan agar pasokan elpiji 3 kilogram bisa sampai ke tangan masyarakat yang benar-benar membutuhkan, khususnya di daerah-daerah yang terdampak kelangkaan," ujarnya.
Namun, meski langkah pemerintah sudah ditetapkan, kelangkaan ini tetap memunculkan kekhawatiran di kalangan masyarakat. Tidak sedikit yang mendesak agar solusi jangka panjang segera ditemukan. Sejumlah anggota DPR pun angkat bicara, menuntut adanya langkah lebih tegas dari pemerintah untuk menuntaskan masalah ini. Salah satunya adalah Fraksi Partai Gerindra yang meminta agar distribusi elpiji 3 kilogram diawasi dengan lebih ketat dan tidak disalahgunakan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab.
Anggota DPRD Bali, Made Rai Warsa mengatakan bahwa kelangkaan ini menunjukkan bahwa pengelolaan distribusi elpiji masih belum optimal.
"Pemerintah harus memastikan bahwa elpiji 3 kilogram yang merupakan subsidi langsung untuk rakyat kecil tidak jatuh ke tangan yang salah. Kami juga akan terus mendorong pembentukan sistem pengawasan yang lebih efektif," katanya.
Para pemangku kebijakan kini dihadapkan pada tantangan besar untuk memastikan pasokan elpiji yang merata, sekaligus menekan lonjakan harga agar tetap terjangkau bagi masyarakat miskin. Di tengah segala upaya tersebut, harapan masyarakat semakin besar agar kelangkaan ini segera teratasi dan kehidupan mereka bisa kembali berjalan lancar tanpa harus khawatir kehabisan elpiji. (kris)