Konsumsi Air Isi Ulang Perlu Kajian Kesehatan dan BPOM

Ilustrasi - Sumber mata air di Bali (Foto: dok)

Redaksi9.com - Bali kini mengalami peningkatan signifikan dalam konsumsi air isi ulang, baik oleh wisatawan maupun penduduk lokal. Namun, belakangan ini, isu mengenai kualitas air isi ulang semakin menjadi sorotan publik, dengan munculnya kajian kesehatan, evaluasi dari BPOM, dan berbagai tanggapan dari pakar serta masyarakat.

Beberapa bulan terakhir, riset tentang kualitas air isi ulang di Bali mencatatkan adanya indikasi kontaminasi pada sejumlah air minum isi ulang yang beredar. Peneliti di Bali, mencatat adanya kandungan bakteri dan senyawa kimia yang melampaui batas aman pada sejumlah produk air isi ulang.

Selain itu, keberadaan mikroplastik dalam air isi ulang juga menjadi perhatian. Dalam beberapa kasus, ditemukan adanya partikel mikroplastik yang berbahaya bagi tubuh manusia. Para ahli menyarankan agar masyarakat lebih berhati-hati dalam memilih produk air minum, serta memperhatikan label dan tanggal kedaluwarsa.

Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) pun turun tangan untuk menanggapi isu ini. Menurut BPOM Bali, pihaknya telah melakukan uji sampel terhadap berbagai merek air minum isi ulang yang beredar di pasar.

BPOM juga mengingatkan masyarakat agar membeli produk air minum isi ulang dari tempat yang terjamin kebersihan dan kredibilitasnya. Konsumen perlu lebih jeli dalam memilih tempat yang sudah memiliki izin dari pemerintah dan memenuhi standar kesehatan yang berlaku.

Para pakar kesehatan dan lingkungan mendesak adanya regulasi yang lebih ketat terkait industri air minum isi ulang. Sanitasi dan lingkungan, standar operasional untuk pengelolaan air isi ulang di Bali harus diperketat. Tidak hanya kualitas air yang perlu dijaga, tetapi juga fasilitas tempat pengisian ulang yang sering kali kurang terawasi.

Mengingatkan pentingnya edukasi kepada masyarakat agar lebih berhati-hati dalam mengonsumsi produk yang tidak terjamin kualitasnya. Menurutnya, lebih baik memilih air minum dalam kemasan yang sudah terjamin kualitasnya atau menggunakan air dari sumber yang telah diverifikasi.

Kualitas Air

Di sisi lain, masyarakat Bali juga mulai semakin sadar akan pentingnya konsumsi air yang sehat. Sejumlah warga Bali mengungkapkan kekhawatirannya terkait kualitas air isi ulang.

“Saya sering membeli air isi ulang, tapi sekarang mulai ragu karena mendengar banyak laporan tentang kualitasnya yang tidak terjamin,” kata Ketut Sari, seorang ibu rumah tangga di Denpasar.

Masyarakat yang lebih sadar akan pentingnya kualitas air pun mulai beralih ke produk yang lebih terpercaya. “Saya lebih memilih air minum dalam kemasan yang sudah memiliki sertifikat dari BPOM, meskipun harganya sedikit lebih mahal,” ujar Andre, seorang wisatawan domestik yang tinggal di Kuta.

Pengawasan Diperketat

Isu kualitas air isi ulang di Bali memang memerlukan perhatian serius dari berbagai pihak, mulai dari pemerintah, BPOM, hingga masyarakat itu sendiri. Pengawasan yang lebih ketat dan edukasi yang lebih masif diperlukan untuk menjaga kesehatan masyarakat dan wisatawan, serta mencegah potensi risiko yang lebih besar di masa depan. Bali, yang merupakan salah satu destinasi wisata terbesar di dunia, harus memastikan bahwa kualitas air yang dikonsumsi oleh pengunjung dan penduduknya aman dan terjamin.(kris)

 

TAGS :

Komentar