Redaksi9.com - Kawasan wisata Candidasa di Kabupaten Karangasem, Bali, kini menghadapi penurunan jumlah pengunjung, baik dari wisatawan nusantara maupun mancanegara. Salah satu faktor penyebab penurunan ini adalah masalah limbah yang mencemari pantai di sekitar kawasan wisata tersebut.
Fenomena ini telah menimbulkan kekhawatiran di kalangan pelaku industri pariwisata setempat, yang menyebutkan bahwa faktor lingkungan menjadi salah satu penyebab utama berkurangnya minat wisatawan.
Pemantauan Redaksi9.com, Rabu (1/1) menyebutkan kawasan Candidasa dikenal sebagai destinasi wisata yang menawarkan keindahan alam, pesona pantai yang tenang, serta budaya lokal yang kental. Namun, dalam beberapa tahun terakhir, wisatawan mulai mengeluhkan kondisi pantai yang tercemar sampah dan limbah. Selain itu, bau tidak sedap ditimbulkan dari limbah juga menjadi faktor mengganggu kenyamanan wisatawan saat menikmati keindahan alam.
Masalah limbah di kawasan wisata Candidasa sebenarnya sudah lama terjadi. Di sepanjang pantai itu, tidak hanya sampah plastik, tetapi juga limbah organik yang berasal dari aktivitas manusia di sekitar kawasan tersebut. Dampak dari pencemaran ini bukan hanya mengganggu estetika pantai, tetapi juga dapat mempengaruhi kualitas ekosistem laut yang menjadi daya tarik utama bagi wisatawan.
Tanggapan praktisi pariwisata, Komang Sudiartana, mengatakan bahwa Candidasa memiliki potensi besar sebagai destinasi wisata unggulan. Namun, masalah lingkungan yang belum teratasi ini bisa menjadi ancaman serius bagi kelangsungan pariwisata di daerah tersebut.
"Lingkungan yang bersih dan sehat adalah faktor utama yang mendukung kenyamanan wisatawan. Jika limbah terus mencemari pantai, wisatawan akan merasa terganggu dan bisa memilih destinasi lain yang lebih bersih," ujarnya.
Ia mengatakan kolaborasi antara pemerintah daerah, masyarakat lokal, dan pelaku industri pariwisata sangat dibutuhkan untuk mengatasi masalah ini. Diperlukan upaya yang lebih serius dalam pengelolaan limbah, serta kampanye kesadaran kepada wisatawan dan masyarakat setempat agar tidak membuang sampah sembarangan. Selain itu, upaya perbaikan infrastruktur sanitasi dan sistem pengelolaan sampah yang lebih efisien juga perlu dilakukan.
Tak hanya limbah, infrastruktur pariwisata yang belum sepenuhnya mendukung kenyamanan pengunjung juga menjadi tantangan lain. Beberapa hotel dan restoran di kawasan Candidasa masih perlu melakukan perbaikan untuk memberikan fasilitas yang lebih baik bagi wisatawan. Oleh karena itu, untuk mengembalikan daya tarik wisatawan ke Candidasa, pihak terkait harus bergerak cepat dan melakukan langkah-langkah perbaikan yang lebih holistik.
Dalam beberapa tahun terakhir, Candidasa memang mulai kehilangan daya tariknya dibandingkan dengan destinasi wisata lainnya di Bali. Namun, jika masalah limbah dan infrastruktur dapat segera diatasi, kawasan ini berpotensi kembali menjadi tujuan wisata favorit bagi para pelancong. Sebagai destinasi yang kaya akan keindahan alam dan budaya, Candidasa masih memiliki peluang besar untuk bangkit dan berkembang kembali di industri pariwisata Bali. (kris)