Redaksi9.com - Masa tenang kampanye Pilkada Serentak 2024 di Bali telah dimulai pada tanggal 23 November hingga 26 November 2024. Ini adalah periode yang sangat penting untuk menciptakan suasana damai dan kondusif menjelang hari pencoblosan pada 27 November 2024.
Dalam masa tenang ini, para calon kepala daerah dan wakil kepala daerah di Bali diharapkan untuk menghentikan seluruh kegiatan kampanye. Masyarakat, terutama para pendukung paslon (pasangan calon), diimbau untuk mengedepankan kedamaian dan menghormati proses demokrasi.
Masa tenang adalah waktu yang sangat krusial bagi seluruh elemen masyarakat. Di Bali, dengan keragaman budaya dan etnis yang ada, sangat penting untuk menjaga suasana yang harmonis agar pemilu dapat berjalan lancar tanpa adanya ketegangan atau konflik. Banyak pengamat sosial dan politik yang menyoroti peran masyarakat dalam masa tenang ini, termasuk bagaimana pendukung paslon dapat berperan serta dalam menciptakan suasana yang kondusif.
Dr. Nyoman Subanda seorang pengamat sosial dan politik di Bali, pada Minggu mengatakan masa tenang Pilkada 2024 adalah ujian bagi kedewasaan berdemokrasi.
"Masa tenang seharusnya menjadi momen refleksi bagi masyarakat untuk menilai visi, misi, serta rekam jejak para calon tanpa pengaruh dari kampanye politik," ujarnya.
Ia menambahkan bahwa selama masa kampanye, banyak informasi yang bisa saja menyesatkan, dan masa tenang adalah saat yang tepat untuk menenangkan diri dan membuat pilihan yang lebih rasional.
Pentingnya Pendidikan Politik Damai
Sebagai bagian dari pendidikan politik, Dr. Subanda juga menekankan pentingnya peran media dan lembaga sosial dalam mengedukasi masyarakat Bali tentang cara memilih yang baik dan benar.
"Masyarakat harus didorong untuk lebih kritis dalam mencerna informasi yang masuk, terutama dari media sosial. Di era digital ini, banyak hoaks dan informasi palsu yang beredar," katanya.
Menurutnya, massa kampanye yang mendukung calon tertentu juga memiliki tanggung jawab besar untuk menjaga kedamaian. "Tidak hanya kandidat, pendukung juga harus sadar bahwa masa tenang adalah waktu untuk meredam emosi dan mempromosikan rasa saling menghormati. Mereka harus memastikan bahwa suasana tidak terpecah belah oleh ketegangan politik," ujarnya.
Sebagai bagian dari upaya menciptakan suasana yang damai kepada seluruh pendukung paslon di Bali untuk mengutamakan persatuan dan kedamaian. "Pendukung harus memahami bahwa setelah pemilu selesai, kita semua akan kembali menjadi satu masyarakat yang harus hidup berdampingan. Oleh karena itu, sangat penting untuk tidak terjebak dalam konflik antar pendukung," katanya. (kis)