Dahlan Iskan: Wartawan Jangan jadi Tim Sukses

Dahlan Iskan, saat Ngeraos Sareng Media, Kamis (12/9) di Nusa  Lembongan, Klungkung. Foto; ira


Redaksi9.com - Masa depan wartawan yang terbaik adalah menjadi dosen yang hebat. Hebat bukan karena teori akademik, tapi dosen yang luar biasa yang bisa mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan di era kekinian Hal itu diungkapkan, Dahlan Iskan, saat Ngeraos Sareng Media, Kamis (12/9) di Nusa  Lembongan, Klungkung. 

Menurut Dahlan,  tak selamanya bisa menjadi seorang wartawan. Setelah pensiun dari wartawan mau jadi apa? Pertanyaan menarik ini dilemparkan kepada para media yang hadir.

Berbagai jawaban muncul, namun, yang sangat disarankan Dahlan, adalah menjadi seorang dosen.  “Pekerjaan terbaik setelah menjadi wartawan adalah dosen. Kita bisa berbagi  ilmu dengan pengalaman yang sudah kita tekuni selama ini. Jangan sampai wartawan mengambil pekerjaan menjadi tim sukses,” ujarnya.  Karuan saja semua wartawan yang hadir tertawa mendengar pernyataan lelaki usia 73 tahun  tersebut. 

Mantan CEO surat kabar Jawa Pos dan Jawa Pos Group ini menilai, banyak sekali wartawan tertarik menjadi tim sukses. “Tim sukses adalah pengkhianatan jurnalistik,” tegas Dahlan. 

Menurutnya,  tim sukses  adalah orang yang tidak dilatih bertanggungjawab. “Kalau yang disukseskan tidak sukses, anda tidak perlu bertanggungjawab.

Sementara, kalau wartawan adalah orang yang bertanggungjawab dengan kode etik jurnalistik dan etika. Mereka sudah dilatih berpuluh-puluh tahun untuk menjadi orang yang bertanggungjawab,’ kata Mantan Direktur Utama  PLN  ini. 

Sembari tersenyum, Mantan Menteri BUMN ini mengatakan, mulai dari sekarang yang masih muda mulai memikirkan, apakah akan terus menjadi wartawan seumur hidup, atau mencari pekerjaan lain setelah tidak lagi menjadi wartawan. 

Dahlan menuturkan, ia sendiri menjadi  wartawan bukan karena ingin menjadi wartawan. Namun, awalnya karena ia menjadi aktivis. Akhirnya keterusan menjadi wartawan karena ikut kakak. 

Setelah dua tahun menjadi wartawan, ia mengaku belum memikirkan penghasilan. “Karena ikut kakak, setelah dua tahun bekerja di Jawa Pos, saya belum memikirkan penghasilan,” tutur Pemilik Harian Disway ini. 

Sempat mendapatkan pendidikan tiga bulan, dan magang di satu kantor media, akhirnya karier Dahlan keterusan menjadi wartawan, bahkan sampai hari ini, ia aktif menulis. 

Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali,  Erwin Soeriadimadja  berharap, kehadiran Dahlan Iskan di tengah para wartawan dapat memberikan motivasi dan semangat. 

Sementara, Arnold  salah satu wartawan yang hadir dalam kegiatan Ngeraos tersebut, menuturkan, sangat menggagumi sosok Dahlan.  Baginya, dengan profesi wartawan, ia mendapatkan banyak kemudahan, salah satunya, investasi untuk maju ke politik.  Walaupun sudah  pernah “nyaleg” dan gagal, ia mengaku tak ragu untuk maju lagi. “Pensiun jadi wartawan maunya jadi politisi,” ujarnya. 

Mendengar curhat wartawan Media Indonesia ini, Dahlan mengatakan,  biasanya wartawan yang tertarik terjun ke dunia politik kebanyakan gagal. Namun, walaupun gagal, sudah ada investasi politik.  “Kalau pun ingin maju lagi, suara yang sudah ada harus dirawat,” ujarnya memberi saran. (ira)


 

TAGS :

Komentar