Tantangan KPU Badung dalam Pemutakhiran Data Pemilih

Kegiatan “NGOPI”  KPU Badung bersama awak media, Jumat (21/6). Foto; ira


Redaksi9.com  – Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Badung mengaku mengalami tantangan tersendiri dalam memutakhirkan data pemilih.

Menurut Ketua Divisi teknis Penyelenggaraan KPU Kabupaten Badung I Nyoman Dwi Suarna Artha jika berkaca dari pemilu lalu, tantangan utama yang dihadapi KPU untuk pemutakhiran data adalah mobilitas penduduk yang sangat tinggi.

“Biasanya penduduk ada yang berpindah-pindah. Problemnya,  ketidaksesuaian antara data di DP4 dengan posisi penduduk karena banyak yang berpindah-pindah, menikah dan meninggal  tapi belum meng-update data kependudukannya,” kata Dwi, dalam “NGOPI”  bersama awak media, Jumat (21/6). 

Ia mengatakan, tetap mengantisipasi untuk melindungi hak pilih. Misalnya ada pemilih di kelurahan A, tidak ditemukan saat coklit. “Jadi didata saja, tercoklit saja, kemudian diberi keterangan dicoklit tidak ditemukan,” ujarnya.

Ia juga memastikan agar petugas pemutakhiran data pemilih (pantarlih)  yang turun ke rumah-rumah warga harus melihat elemen kependudukan, berupa KTP dan KK.


Dwi mengatakan, setelah data secara manual didapatkan, kemudian baru dimasukkan dalam system e-coklit. Adapun e-coklit adalah sistem aplikasi berbasis elektronik yang digunakan KPU untuk melaksanakan proses pencocokan dan penelitian atau kegiatan pemutakhiran data pemilih, yang dapat diakses pada https://ecoklit.kpu.go.id/. 

"E-coklit merupakan bagian dari upaya KPU dalam mendapatkan data pemilih yang valid untuk penyelenggaraan pemilu maupun pilkada," ujar Dwi. 

Agung Rio Swandiswara, Divisi Sosialisasi,  Pendidikan Pemilih,  Partisipasi Masyarakat, dan SDM KPU Badung menambahkan, biasanya petugas pantarlih ketika menemukan hambatan di lapangan, misalnya belum bertemu pemilik rumah akan melakukan kunjungan berkali-kali. “Bahkan ada sampai kunjungan 4 kali. Serunya lagi, macam-macam pengalaman petugas di lapangan, ada  pemilik rumah yang tidak mau bertemu karena tidak kenal dengan petugasnya, ada pertugas yang digigit anjing,” tuturnya. Namun, kata Agung Rio, di beberapa wilayah di Badung , pantarlih ada juga yang berasal  dari wilayah setempat, sehingga warga mengenal dengan baik dan tidak ragu untuk menerima dan memberikan data. (ira)


 

TAGS :

Komentar