Pindapata Warnai Gema Waisak 2568 Vihara Empu Astapaka Gilimanuk-Jembrana

Suasana Peringatan Hari Suci Waisak 2024 di Vihara Empu Astapaka Gilimanuk (foto:ist-sin)

Redaksi9.com - Vihara Empu Astapaka yang terletak diujung barat Pulau Bali, tepatnya di pintu masuk “Gapura” Pelabuhan Gilimanuk ikut ambil bagian dalam memperingati Tri Suci Waisak 2568 BE/2024.

Gema Waisak 2568 Vihara Empu Astapaka (Vihara EmAs) dilaksanakan selama 3 hari, dirangkai dengan Pindapata di 3 tempat yaitu ; di Jalan Ngurah Rai, Kota Negara, hari Sabtu, 1 Juni 2024, di Vihara EmAs, Hari Minggu, 2 Juni 2024, sekaligus sebagai puncak Peringatan Waisak, dengan Abhiseka 2 Buddha Rupam/Arca Buddha yaitu Kelahiran Boddhisatwa Siddharta Gautama dan Parinibbana Buddha, melengkapi Rupam pertapa Siddharta Menyiksa diri dan Rupam Pertapa Siddharta Mencapai Penerangan Sempurna. Pada hari Senin, 3 Juni 2024, Pindapata dan Bincang Dhamma dilakukan di Vihara Sasana Dharma, Melaya.

Pindapata merupakan kebiasaan luhur sejak zaman Buddha dimana para bhikkhu membawa pata (mangkok) berjalan tanpa alas kaki menuju pemukiman penduduk untuk menerima persembahan makanan. Tradisi cara hidup pertapa ini masih terjaga dan dilaksanakan oleh para bhikkhu sebagai cara berlatih menyadari bahaya dari kesombongan diri dan mengikuti kesenangan indriawi, serta memberi kesempatan penduduk untuk melakukan kebajikan menyokong kehidupan bhikkhu yang telah meninggalkan kehidupan duniawi.

Bhikkhu Pabhajayo menyatakan rasa haru dan bahagianya ketika melakukan pindapata di ketiga tempat tersebut. Sebagai Bhikkhu kami dapat berlatih mempraktekkan cara hidup seorang samana, sebagaimana yang dianjurkan Guru Agung Buddha dan memberikan kesempatan umat dan masyarakat melakukan kebajikan. Rasa haru memperhatikan antusias umat dan masyarakat dari berbagai usia dan latar belakang ikut menyokong kebutuhan hidup bhikkhu, ini ibarat simbiosis mutualisme, hubungan baik yang saling mendukung dan membawa manfaat bagi kedua belah pihak, baik Bhikkhu maupun si Pemberi yg juga bisa belajar melembutkan hati dan welas asihnya dengan praktek dana mendukung kehidupan Samana. Meskipun ini yang pertama kali saya pindapata di kota negara saya merasakan kesejukan.

Sampai larut malam saya merenungkan kata kata seorang ibu yang cukup lanjut usia, saat mempersembahkan makanan ke bowl (Pata) dan mengatakan kepada saya “Wahai anak muda kekasih Allah, Semoga semua cita citamu diberkati Allah. Sungguh doa yang tulus dan penuh kasih dari seorang ibu yang menggetarkan batin saya.

Kepala seksi pendidikan agama hindu, mewakili Kepala Kantor Kementrian Agama Kab. Jembrana, I Made Dharmawijaya, mengatakan sangat bahagia dan berterima kasih atas kesempatan dapat berpartisipasi ikut mendukung acara pindapata. Kantor Kemenag tempat bagi semua agama, kami bahagia bisa melayani dengan seksama semua kepentingan ibadah. Ini adalah bentuk pelayanan kami, cetusnya ditengah tengah ibu ibu, anak anak sekolah minggu dan pimpinan umat Buddha yang sedang menyiapkan dana makan hasil pindapata untuk Bhikkhu dan juga semua yang hadir di ruang FKUB, kantor Kemenag.

Irwan, Koordinator Pindapata menyampaikan bahwa kami bersama tim mempersiapkan dengan sebaik baiknya. Koordinasi dan komunikasi kami lakukan kepada Kepala Kantor Kementrian Agama Kab Jembrana dan Penyelenggara Buddha, bapak Boyono,S.Ag, serta Kapolres Jembrana, Dinas Perhubungan, dengan tujuan agar Pindapata yang baru pertama kali diadakan di kota Negara dan 3 hari berturut turut di tempat yang berbeda dapat berjalan lancar dan tertib.

Senang sekali Pindapata mendapat respon yang sangat positif sehingga Pindapata berjalan dengan sangat baik, bahkan pada tgl 1 Juni karena bertepatan dengan hari Kelahiran Pancasila lembaga yang pas melakukan upacara secara spontanitas ikut mempersembahkan dana makanan kepada bhikkhu ketika melintas di depan kantornya. Demikian juga masyarakat dan anak anak sekolah minggu Buddha dari berbagai Vihara, TITD dan Majelis yang ada di Jembrana turut turun ke jalan mempersembahkan dana makanan kepada Bhikkhu Pabhajayo.

Atas arahan Ketua Umum Yayasan Empu Astapaka dan kesepakatan bersama, Hasil Pindapata kami dibagikan kepada panti dan warga yang membutuhkan. Ini sebagai bentuk kepedulian terhadap sesama dan upaya memperkokoh persatuan dan kebhinekaan. Momen Waisak ini juga kami gunakan untuk mengadakan donor darah bekerjasama dengan INTI, IKBS, PMI dan berbagai elemen masyarakat.

Semoga  Peringatan Tri Suci Waisak dengan Pindapata dan aksi sosial kemanusiaan seperti ini dapat berlanjut tiap tahunnya, harap Irwan yang juga pembina Perhimpunan INTI (Indonesia Tionghoa) Jembrana, didampingi Ketua Vihara EmAs Liem Kok Hin, PMd. Samianto, PMd. Putu Wartama, Avink Apriantika, Chenling, Wulandari, Fendy Siddharta.

Sementara itu Pandita Sudiarta Indrajaya, sebagai penggagas menyatakan sangat bersyukur atas terselenggaranya Pindapata dan rangkaian Peringatan Tri Suci Waisak 2568 Vihara EmAs. Bahagia rasanya menyaksikan semua bisa bersatu saling bahu membahu menyukseskan Gema Waisak ini. Koordinator dan tim yang kompak dan sigap, umat yang berbakti dan penuh semangat berbuat kebajikan adalah potensi besar meningkatkan Keyakinan dan Pemahaman umat terhadap Dharma Ajaran Buddha. Terima Kasih dan rasa hormat kami sampaikan kepada Kepala Kantor Kemenag Kab Jembrana, Kapolres, Kadis Perhubungan, para Dermawan, Sukarelawan serta semua pihak yang telah memberikan perhatian dan membantu kelancaran Gema Waisak 2568.

Selamat Tri Suci Waisak 2568.
Selamat telah ikut berkontribusi melestarikan tradisi luhur dan merawat semangat persatuan dan persaudaraan.
Semoga Kebenaran Dharma selalu menjadi penuntun kehidupan, Semoga Damai dan Bahagia.(rls)
 

TAGS :

Komentar