Dispar Denpasar Gelar "Workshop Story Telling"

Dispar Denpasar Gelar "Workshop Story Telling"

Redaksi9.com - Dinas Pariwisata (Dispar) Kota Denpasar, Bali menyelenggarakan kegiatan "Workshop Story Telling" tentang destinasi perkotaan tahun 2019.

Kepala Bagian Sumber Daya Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Dinas Pariwisata Kota Denpasar, I Wayan Hendaryana di Denpasar, Sabtu, mengatakan lokakarya tersebut bekerja sama dengan para narasumber praktisi, akademisi dan media untuk mengangkat sebuah kawasan melalui cerita dan dongeng, serta narasi dengan perspektif yang berbeda-beda.

"Tujuan kami ingin mendapatkan ide, kreatif, gagasan dan perspektif yang berbeda dari siswa SMA/SMK dan mahasiswa yang ikut terlibat dalam 'workshop story telling'. Mengingat lokakarya tersebut adalah suatu penyampaian cerita, promosi branding untuk kawasan, sebuah benda yang nantinya bisa menggugah masyarakat dengan gaya bahasa yang mereka miliki," kata Hendaryana.

Kegiatan yang melibatkan puluhan siswa tingkat SMA/SMK dan perguruan tinggi menghadirkan narasumber dari akademisi, praktisi dan media, antara lain Prof Dr. Darma Putra, Ananta Wijaya, Made Sujaya, Juniarta, Marlo Bandem, dan Marmar Herayukti.

Hendaryana menambahkan, kegiatan "Workshop Story Telling" diadakan selama dua hari. Pada hari pertama digelar di Inna Bali Heritage yang membahas terkait konsep apa itu story telling, bagaimana menyajikan dan lain sebagainya yang dipaparkan narasumber.

"Kami tidak terpaku pada konsep saja, tapi kami melakukan praktek langsung di lapangan. Bagaimana menemui orang-orang yang tahu kawasan Heritage Gajah Mada itu. Jadi dari sana mereka menggali secara langsung dan menuangkannya dalam perspektif dan ide gagasan secara bahasa mereka sendiri," ujarnya.

Setelah workshop ini, lanjut Hendaryana, para peserta diberikan waktu agar hasilnya nanti bisa digunakan secara berkelanjutan dan dituangkan dalam visual dan narasi, bagaimana mereka menangkap kawasan Heritage Gajah Mada itu sendiri sesuai imajinasi mereka dari narasumber yang ada di kawasan itu," ucapnya.

Sementara itu seorang praktisi, Marlo Bandem menyatakan kegiatan "workshop story telling" berkaitan dengan Kawasan Heritage Gajah Mada, yang sesungguhnya bercermin dari program pemkot terkait revitalisasi Kawasan Heritage Gajah Mada.

"Memang perlu ada upaya atau menghasilkan cerita-cerita kekinian yang bersumber dari apa yang kita miliki terdahulu. Kami ingin menghadirkan wacana atau hal baru tentang pengisahan, baik itu lisan maupun tertulis yang dinamakan 'story nomic'. Jadi bagaimana kita berhasil menggarap sebuah kisah nilai-nilai seni dan budaya yang meriah pangsa pasar yang luas. Nanti didorong untuk meningkatkan kunjungan wisatawan mancanegara dan domestik, serta investor di Kawasan Heritage Gajah Mada," kata Hendrayana menjelaskan.

Seorang peserta, Wulan dari SMAN 4 Denpasar mengaku dengan adanya "workshop story telling" bisa tahu dari sisi pembangunan Denpasar yang sudah ada, serta nantinya bisa disebarluaskan apa yang didapat.

"Kawasan Heritage Gajah Mada Denpasar sangat berpotensi ke depannya untuk meningkatkan pariwisata," ujarnya. (kis)

TAGS :

Komentar