Keterbatasan Lahan Jadi Kendala Pengembangan Energi Terbarukan di Bali

Manager UP3 PLN Bali I Putu Karyana didampingi Manager Komunikasi UID PLN Bali I Made Arya saat jumpa pers dengan awak media, Rabu (15/11). Foto; ira

Redaksi9.com - Saat ini  energi baru terbarukan (EBT) di Bali dari PLTS sudah ada 5,6 mega watt. Jumlah ini tersebar di beberapa wilayah yakni Nusa Penida dan Bangli. Selain itu juga tersedia PLTH yang ada di wilayah Buleleng dengan daya 1,4 MW. Hal itu disampaikan,  Manager UP3 PLN Bali I Putu Karyana, saat  media gatering di Denpasar, Rabu (15/11). 

"Jumlah tersebut masih kecil jika dibandingkan roadmap PLN yang bauran EBT diharapkan mencapai 25 persen pada 2060. “Kalau kita cari persentasenya 5,6 dibagi 1.500 (daya mampu di Bali) itu kecil sekali,” kata Karyana. 

Ia menegaskan, pemanfaatan energi baru terbarukan (EBT) di Bali terus didorong  dalam memenuhi cadangan pembangkit tenaga listrik.  Hanya saja di Bali keterbatasan lahan dan luasan wilayah yang sempit menjadi kendala.

Potensi panas bumi di Bali untuk PLTS masih cukup banyak. Hanya saja luasan wilayah di Bali sempit menjadi kendala untuk pengembangan PLTS. Selain itu, harga lahan  juga menjadi kendala.

“Butuh hektaran lahan untuk membangkit 1 mega watt sedangkan lahan di bali cukup mahal. Kalau lahan mahal tentu menjadi pertimbangan,” ungkapnya. (ira)

TAGS :

Komentar