Redaksi9.com - Meskipun terpaan cuaca panas dan kekeringan sempat menerpa lahan-lahan pertanian di beberapa wilayah Kabupaten Badung, Provinsi Bali yang akhirnya berdampak ke beberapa komoditas hasil pertanian salah satunya cabai.
Akan tetapi, kondisi ini tidak berpengaruh terhadap produktifitas hasil panen cabai khususnya di lahan pertanian di wilayah Kabupaten Badung, hal ini dikatakan, Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Badung, I Wayan Wijana, kemarin,(Selasa,(14/11/2023) di Kabupaten Badung.
Kondisi ini menurut Dirinya disebabkan karena, Dalam upaya mengantisipasi turunnya produksi cabai Pemerintah Kabupaten Badung telah menyiapkan pengembangan cabai di beberapa lahan pertanian di wilayah Kabupaten Badung.
Baca juga: Sempat Diterpa Cuaca Panas, Panen Cabai di Denpasar Disebut Tetap Meningkat
"Saat kondisi kemarau panjang beberapa bulan lalu memang diakui berdampak terhadap produktivitas cabai karena, pertumbuhan buah cabai menjadi kurang optimal dan terjadinya rontok bunga serta buahnya," jelasnya.
Meskipun demikian menurut Dirinya sebagian petani di wilayah Badung dalam kondisi terpaan cuaca panas serta kekeringan tetap mampu berproduksi khususnya di wilayah pertanian di Kabupaten Badung.
"Sebagian besar petani tetap dapat berproduksi saat itu(Cuaca panas dan kekeringan)," katanya.
Dirinya menyampaikan, dari data rata-rata produksi cabai 205,70 ton di Kabupaten Badung dengan kebutuhan rata-rata cabai 1.200 ton per tahun dengan total luas tanam cabai sekitar 77 hektar di Kabupaten Badung.
Dirinya menyebutkan, dalam upaya mengantisipasi turunnya produksi cabai Pemerintah Kabupaten Badung menyiapkan kegiatan pengembangan cabai seluas 15 hektar yang diharapkan mulai akhir tahun sudah mulai berproduksi.
'Selain upaya tersebut kami juga memiliki kegiatan Matanabe dengan memanfaatkan lahan pekarangan rumah serta Siswa belajar bertani (Sibertani) dengan memanfaatkan lahan pekarangan sekolah," ujarnya. (gde)