Pemikiran Mahatma Gandhi di Zaman Now, Relevan Memuliakan Kehidupan

Ida Rsi Putra Manuaba (Agus Indra Udayana) saat menerima PhD Honouris Cousa di India(Foto:redaksi9-ks)

Redaksi9.com - Hanya berusaha bereksperimen dalam hidup ini, mengikuti jejak Sang Mahatma dalam jaman milenial yang menuntut percepatan dan Pandemi telah meruntuhkan kita untuk kembali ke Alam dan bekerja dengan tulus memuliakan kehidupan dengan alam.

Pemikiran Mahatma Gandhi disampaikan Ida Rsi Putra Manuaba ( Agus Indra Udayana) di Sevagram Ashram Wardha Maharashtra , Bharat. Bertemu dengan Gandhian di Nagpur.
Pemikiran Mahatma Gandhi banyak dipengaruhi oleh lingkungan masa kecilnya yakni orang tuanya, desanya dan masyarakat sekitar. Lebih-lebih suasana religius Hinduisme yang menjiwai setiap orang India. Selama perjuanganya di Afrika Selatan, Gandhi banyak bereksperimen terinspirasi pada alam dan mengembangkan lebih dalam keyakinan spiritualnya.

Pemikiran Mahatma Gandhi Sebenarnya tidak begitu kompleks; justru sebaliknya, Gandhi dengan tegas memilih kesederhanaan, tidak hanya dalam menjelaskan ajarannya tetapi juga dalam praktek hidup. Hal itu nampak pada konsepnya tentang Tuhan, alam dan kehidupan dunia.
Konsep pemikiran Gandhi bersumber pada tradisi pemikiran India pada umumnya dan Hindu pada khususnya.

Tradisi pemikiran India antara lain mempunyai kecenderungan yang bersifat spiritual, menempatkan intuisi sebagai sarana untuk memperoleh kebenaran; bersifat monistis; selalu mempertimbangkan hal-hal yang bersifat tradisional dan bersedia menerima komentar-komentar dari para pemikir. Pemikiran tersebut mengacu pada coraknya yang bersifat kerohaniahan dan kesediaannya mengadakan adaptasi terhadap aliran-aliran pemikiran yang lain.


Pemikiran Mahatma Gandhi bertumpu pada pemikiran India dan ditumbuh kembangkan oleh pemikiran yang lain yang ia ketahui  sejauh hal itu tidak bertentangan dengan Hinduisme.Justru membuka pintu dan jendela lebar lebar sehingga  angin dan semilir memberikan kesejukan itulah yang membuat Gandhi Movement berkembang di seluruh dunia dan banyak menginspirasi anak muda untuk kembali ke alam.

 Ida Rsi Putra Manuaba lebih 30 tahun memandikan hidupnya dan mendirikan Ashram Gandhi Puri di Bali dengan Shantisena nya berdamai dengan diri, Adapun konsep-konsep pemikirannya secara garis besar dapat dikemukakan sebagai berikut :
Tuhan, sebagaimana yang ia yakini adalah kebenaran dan kasih. Tuhan adalah etika dan moralitas. Tuhan merupakan wujud universal yang meliputi segala sesuatu, dan manusia merupakan bagian terkecil. Konsep mengenai Tuhan sebagai realitas tidak dapat dipisahkan dari pemahaman Gandhi mengenai kebenaran.  Gandhi meyakini bahwa eksistensi kebenaran/Tuhan tidak bisa dibuktikan, tetapi hanya bisa dihayati.  Ia mengungkapkan bahwa sifat dan wujud Tuhan bukan personal dan mempribadi, melainkan impersonal dan hanya bisa ditangkap melalui keyakinan dan melalui pemahaman.Karena itulah Ida Rsi Putra mengajak mengaplikasikan di kehidupan sehari hari di Ashram Gandhi Puri untuk bekal anak muda menemukan Swakarma dan Swadharmanya.

 Model menuju Role Model bagi Komunitas nya
“Di sini ada kekuatan misterius yang tidak bisa didefinisikan, tidak terbatas, dan meliputi segalanya. Saya merasakannya, meskipun tidak melihatnya”. Bukti lahiriah tentang Tuhan tidaklah perlu, karena kita pasti gagal merasakannya melalui indera kita. “ Musik ilahi tanpa hentinya akan mengalun dalam diri kita, tetapi perasaan kita yang gaduh akan menelan bunyi musik yang halus itu, yang bunyinya tidak sama dan jauh lebih tinggi dari apa pun yang dapat kita rasakan atau dengar dengan indera kita”. Tuhan/kebenaran tidak bisa dicerap oleh panca indera yang seringkali menipu kita tetapi hanya bisa dirasakan melalui jiwa yang merupakan perwujudan kesucian atau fitrah dalam diri.
Sembari mengajak Shantisena selalu tekun dalam Doa pagi dan malam sebagai kekuatan.

Kehadiran Tuhan dapat dirasakan atau dilihat dari adanya realitas di hadapan kita, realitas alam yang teratur, sebagai contoh, bukanlah semata-mata keteraturan yang buta, sebab keteraturan itu mempunyai arah, hukum seperti itu dipahaminya sebagai Tuhan.  Jalan menemukan Tuhan yaitu dengan melihat dan bersatu dengan ciptaan-Nya. Inilah kebenaran yang dimaksud Gandhi, dan bersatu, berdamai, selaras dengan ciptaan itu disebut sebagai ahimsa.


Ida Rsi Putra Manuaba yakin sekali dalam eksperimennya
Ahimsa tidak sebatas hanya pada keyakinan atau sikap saja, tetapi lebih merupakan suatu keseluruhan hidup yang ahimsa, yang meliputi pikiran, tindakan, dan ucapan. Ahimsa mencakup seluruh ciptaan, itu artinya bahwa orang harus berlaku secara ahimsa kepada siapa pun.
Ahimsa ditujukan kepada mereka yang mempunyai keteguhan jiwa, bukan kepada mereka yang lemah dan suka kompromi. Hanya mereka yang mampu mengalahkan ketakutanlah yang sungguh-sungguh dapat memiliki ahimsa, sehingga benar-benar ia menjadi orang yang seluruh hidupnya hanya mau berpegang pada kebenaran atau Satyagraha.

Menjadi Satyagrahi atau orang yang cinta akan kebenaran seseorang diwajibkan untuk melakukan tindakan disiplin diri dan sikap pengabdian, karena penekanannya pada pencapaian ketinggian moral. Untuk itu perlu melatih dan terus menerus dalam disiplin, kesadaran diri dan kebersihan lahir dan batin (Brahmacharya).
Sementara mengenai kebenaran dunia atau alam, adalah suatu ciptaan Tuhan yang digunakan sebagai lahan bagi manusia untuk mewujudkan dirinya dengan bimbingn moral. Gandhi beranggapan bahwa manusia hidup dalam arti yang sebenar-benarnya apabila bersatu dengan alam, karena hakikat manusia akan selalu berhubungan dengan alam atau dunia.

Menurut keyakinannya hidup di dunia merupakan jembatan bagi kehidupan yang abadi, sejauah hal itu dimengerti secara sadar.
Mengenai manusia, Gandhi berpendapat bahwa pada hakikatnya manusia terdiri dari jasmani dan rohani. Manusia juga mempunyai kasadaran, rasio, kehendak, emosi dan rasa keindahan. Dengan kesadaran manusia dapat mengambil jarak dengan lingkungannya. Sementara rasio menyebabkan manusia sanggup bertanya dan menjawab terhadap kesadarannya. Selanjutnya dengan kehendak dapat direalisasikan apa yang menjadi pemikirannya. Dengan emosinya manusia dapat mengetahui suasana hati dan mengetahui hubungan antar sesama. Ahirnya dengan keindahan manusia dapat menghargai produk budaya bangsa bagaimana corak dan bentuknya.

Mahatma Gandhi Perjuangan dan Pemikirannya
"Apabila kekerasan dibalas dengan kekerasan hanya akan melahirkan kebencian dan juga melahirkan bibit-bibit permusuhan baru.  Gandhi mengajarkan kita pada pentingnya memperjuangkan sesuatu berdasarkan kebenaran(satyagraha). Lebih lanjut, perjuangan itu juga harus berada di jalan yang benar dan bermoral.
Yang paling relevan dan harus dilakukan generasi muda menjadikan kekuatan nyata tentang Swadeshi dapat diartikan dalam beberapa arti yang bermacam-macacm oleh kaum politik Indiaitu sendiri. Ada yang mengartikan sebagai suatu boikot tak mau membeli barang-barang buatan Inggris, yakni sebagi suatu taktik pejuangan menyerang.


Ada pula yang mngartikan sebagai hanya sebagai usaha positif memajukan kerajinan sendiri, pertukangan sendiri, industrialisme sendiri. Ada yang memandangnya sebagai suatau senjata politik, dan ada yang pula yang memandangnya sebagai suatu usaha ekonomi yang bersangkutan dengan politik sama sekali.Sementara itu, ahimsa adalah kekuatan cinta, suatu penghormatan pada semua bentuk kehidupan. Ini adalah ajaran yang dimiliki semua agama, yaitu manusia memiliki kewajiban menghindari kejahatan dengan melakukan perbuatan-perbuatan baik di dunia.

Oleh: Ida Rsi Putra Manuaba (Shantisena Movement)
 

TAGS :

Komentar