Remaja adalah masa perubahan pada diri seseorang dari anak-anak menjadi dewasa. Pada masa remaja, akan terjadi perubahan fisik maupun psikis. Belum adanya layanan remaja di kelompok untuk skrining kesehatan. Dari hasil penelitian tercuat, kurangnya pengetahuan remaja tentang personal hygiene, IMS, deteksi dini kanker, dan NAPZA. Dari latar belakang ini dibentuklah posyandu remaja. Demikian diungkapkan Bidan Ni Made Sinar Sari kepada Redaksi9.
Bidan yang menangani program remaja di Puskesmas I Denpasar Utara ini mengatakan, posyandu ini suatu upaya pemberian layanan kesehatan yang menyeluruh untuk remaja dalam hal promotif, preventif, dan kuratif. Sasarannya adalah para siswa usia 10 s.d. 19 tahun. Untuk kader dibentuk dari 5-6 orang yang akan bertugas di pendaftaran, pengukuran tinggi badan dan berat badan dan lingkar perut. Ada juga, yang akan memasukkan data hasil pemeriksaan.
Dalam hal ini, kata dia, untuk mendukung program posyandu remaja ini, peran lintas sector sangat penting. Puskesmas, menjadi leading sector pelaksanaan program ini. Disamping, menyediakan kader kesehatan remaja yang akan berpartisipasi di spot-spot layanan, juga menyiapkan petugas kesehatan yang berasal dari program penyakit tidak menular, UKS, dan promosi kesehatan. Melaksanakan survei kebutuhan remaja.
KISARA PKBI Bali bertugas melatih kader kesehatan remaja. Menyediakan relawan untuk membantu pelaksanaan program ini dan membantu promosi melalui media social.
Dinas kesehatan bertugas melakukan pengawasan dan membantu dalam evaluasi. Kelurahan, menyosialisasikan kepada ` kepala lingkungan dan ketua STT, disamping juga menyediakan tempat untuk pelaksanaan sosialisasi dan koordinasi .
Banjar/komunitas: menyiapkan waktu dan lokasi kegiatan dan menyediakan peserta.
Salah satu posyandu remaja yang menjadi pilot project adalah posyandu remaja Ganesma SMA (SLUA) Saraswati Denpasar. Letak lokasi sekolah di depan Puskesmas I Denpasar Utara yang merupakan satu wilayah binaan puskesmas.
Menurut Ni Made Sinar Sari, ujuan posyandu remaja ini adalah untuk melibatkan remaja dalam upaya intervensi terkait permasalahan remaja. Selain juga, membantu kesehatan remaja secara berkala dan mengedukasi remaja tentang hidup sehat, disamping untuk menurunkan angka pernikahan dini. “Dari posyandu remaja ini, dapat membekali remaja untuk mempersiapkan masa depannya dengan menjadi generasi berencana yang kreatif dan berwawasan luas,” ujarnya.
Kegiatannya tak jauh beda dengan posyandu yang lain, akan tetapi posyandu remaja lebih menekankan pada pendidikan remaja dan keaktifan remaja itu sendiri atau pemberdayaan remaja untuk mengenali dirinya sendiri dan mengenali masalah yang ada dalam dirinya dan memunculkan solusi untuk dirinya.
BIa menambahkan, kegiatan yang dilakukan juga tidak kaku, tapi sangat menyenangkan akan tetapi kondisi kesehatan dan pertumbuhan remaja tetap terpantau tiap bulannya.
Posyandu Ganesma ini baru diluncurkan awal Agustus 2018, dengan dua kelas siswa yang menjadi sampel. Pembina Ni Luh Parmika, S.Si, yang juga Pembina UKS dan guru BK. (ira)