Redaksi9.com - Keterwakilan perempuan di lembaga legislatif DPRD Bali meningkat tajam. Sebelumnya dalam periode 2014-2019 perolehan suara perempuan di DPRD Bali berjumlah 5 orang. Utami Dwi Suryadi Partai Demokrat Dapil Denpasar, Ni Putu Yuli Artini dari Partai Golkar Dapil Karangasem, Ni Kadek Darmini PDI P Dapil Karangasem, Arini dari Hanura Dapil Buleleng, Ni Made Sumiati PDIP Dapil Karangasem.
Dalam perjalanannya, Made Sumiati mengundurkan diri karena maju sebagai Calon Wakil Bupati Karangasem dalam Pilkada 2015. Kemudian muncul nama IGA Diah Werdhi Srikandi WS dari PDIP Dapil Jembrana dengan status PAW menggantikan alm. Ida Bagus Berawa dan Luh Putu Rumyawati masuk sebagai PAW alm. AA Kompyang Raka.
Untuk pencapaian periode 2019 -2024 di DPRD Bali, sembilan srikandi berjaya. PDIP memimpin dengan 6 srikandi. Mereka tersebut, Ni Luh Yuniati dengan suara 37.315. Ni Kadek Darmini dengan perolehan suara 34.712 , I Gusti Ayu Aries Sujati Suradnyana 32.408 suara. IGA Diah Werdhi Srikandi WS dengan 28.051 suara. Sari Galung 26.210 suara. Kadek Dwi Yustiawati dengan suara 24.079.
Tiga anggota legislatif lain yang lolos ke Renon masing-masing Ni Putu Yuli Artini incumbent Parta Golkar Dapil Karangasen yang meraih suara 20.142. Utami Dwi Suryadi incumbent dari Partai Demokrat Dapil Denpasar mengoleksi 5736 suara. Grace Anastasia Surya Widjaja pendatang baru dari PSI Dapil Denpasar yang lolos hanya dengan suara 4315.
Ketua PKK Prov.Bali Putri Suastini Koster mengatakan sangat bangga dengan pencapaian suara perempuan di DPRD Bali. Ia berharap para srikandi yang sudah duduk di DPRD Bali dapat menjalankan tugas dengan baik dan mampu memperjuangkan kepentingan perempuan dan anak. "Dengan semakin banyak perempuan yang duduk di legislatif para perempuan sudah mampu mengisi kemerdekaan ini dengan ikut berkontribusi kepada kemajuan bangsa," kata istri Gubernur Bali, Wayan Koster ini.
Putri Koster juga meminta mereka jangan berpuas diri dan tak segan untuk terus belajar. "Dengan terus mengasah diri dan meningkatkan kemampuan di segala bidang dan terus belajar untuk menjadi politisi yang mumpuni," harapnya.
Sementara Dosen Fakultas Ilmu Sosial Politik Universitas Ngurah Rai Denpasar, Dr. Luh Riniti Rahayu mengatakan sangat bangga, secara fisik keterwakilan perempuan di politik meningkat. Pemilu legislatif tahun 2019 telah menunjukkan terjadi peningkatan keterwakilan perempuansecara signifikan sekitar 13,5 persen, yang artinya, meningkat dua kali lipat dari periode sebelumnya. Ini menurutnya, suatu prestasi bagi perempuan Bali. “Kita bersyukur, secara fisik keterwakilan perempuan di politik meningkat. Walaupun masih jauh dari 30 persen, tapi sudah lumayan. Selama ini, Bali keterwakilan perempuan di politik masih terendah di Indonesia,” kata Ketua LSM Bali Sruti ini.
Riniti berharap, perempuan yang sudah dipercaya menjadi anggota legislatif ini dapat lebih menyuarakan kepentingan perempuan dan anak,dengan membuat kebijakan yang mendukung perjuangan perempuan untuk kesetaraan gender. (Ira).