Hanya 9 Persen UMKM Indonesia Gunakan Pasar Digital

Wali Kota Denpasar IB Rai Dharmawijaya Mantra dan Septriana Tangkary

Redaksi9.com - UMKM Go Online merupakan program yang bertujuan menciptakan 8 juta pelaku usaha menengah kecil dan Mikro masuk sebagai merchant pasar online.

Program ini bertujuan membuka peluang pasar baru bagi UMKM di Indonesia. Demikian diungkapkan, Direktur IKPM, Kementerian Kominfo, Septriana Tangkary, di sela-sela seminar yang bertemakan, Pasar Digital Lokal Raih Peluang Global, Selasa ( 4/2) di Gedung Dharma Negara Alaya, Denpasar.


Septriana mengatakan, peran pemerintah sangat masif dalam menggerakkan UMKM yang masih manual untuk masuk ke market digital. “Saat ini di Indonesia ada sekitar 60 juta UMKM, namun, hanya 9 persen yang menggunakan teknologi dan masuk ke pasar digital,” ujarnya.


Ia berharap, dengan program dari Kominfo, UMKM Go Online, tahun 2020, akan tercipta 9,4 juta yang go online. “Kami ingin UMKM naik kelas dan masuk ke pasar global,” katanya.


Untuk menciptakan UMKM mau go online, Pemerintah melakukan berbagai usaha pendampingan, mengajak UMKM masuk ke market place dengan tiga syarat mudah.


“Pemerintah sudah menyiapkan market placenya, dan pelaku UMKM bisa masuk ke dalamnya dengan tiga syarat mudah yakni, punya produk, punya KTP, dan punya rekening bank. Mereka ga perlu susah-susah membuat toko. Tapi dengan toko online satu orang bisa punya dua atau tiga toko tanpa berbayar, itu peran serta pemerintah dalam menciptakan UMKM naik kelas,” katanya.


Ia mengatakan, saat ini sudah ada 41 market place besar yang harus segera diisi para pelaku UMKM. Kekuatan Indonesia dengan cara bergotong-royong.
“Kami mengajak masyarakat Indonesia bersama-sama menuju ekonomi digital dan ini akan memberi dampak yang positif bagi perkembangan UMKM Indonesia,” imbuhnya.


Sementara, menurut Wali Kota Denpasar, Ida Bagus Rai Dharmawijaya Mantra, sekarang ini, ada pergeseran model bisnis, dari konvensional ke e-commerce.
Menurutnya, ini menjadi satu tantangan ke depan bagi UMKM, dan juga tantangan bagi pemerintah daerah bagaimana meningkatkan daya saing lokal.


Ia menilai, e-commerce ini memberi kesempatan sangat luas tanpa batas. Entah UMKM tersebut memiliki toko, atau hanya home industry di rumah, keterbukaan sangat luas untuk memasarkan produknya. Ini juga, berdampak kepada pemerintah daerah mempunyai daya saing yang kuat.


Menurutnya, e-commerce di Denpasar sudah cukup baik, mungkin sekitar 70 persen, baik barang dan jasa. “Coba saja kita ambil satu contoh, dari kuliner, bahkan yang tempatnya di gang sempit pun kini sudah go online,” katanya.


Ia berharap, dengan adanya seminar kerja sama antara, Kementerian Kominfo, Pemerintah Kota Denpasar, dan UMKM seluruh Bali, dapat memberikan pemahaman bagaimana ke depan, UMKM harus bisa naik kelas menuju pasar global. (ira)


TAGS :

Komentar